Aku tidak tau harus bagaimana memulainya. Aku merasa harus menulis ini setelah membaca tulisan-tulisan di blog-mu. Awalnya aku ragu membacanya karena kupikir tulisan itu bukan untukku. Aku merasa yakin saat membaca tulisanmu yang terakhir dan dipos tepat dihari ulang tahunku. Maafkan aku yang telah membacanya tetapi tetap saja berpura-pura.
Aku memang tidak sehebat kamu dalam merangkai kata-kata. Aku hanya seorang pria yang kau tau sangat jutek, dingin, dan pemarah. Tapi sejujurnya sikap ini menyudutkanku. Membaca tulisanmu, sungguh, membuatku merasa bersalah. Sesungguhnya aku sangat ingin membenarkan semuanya didepanmu langsung, tapi salah aku yang terlalu gengsi sejak dulu. Kau katakan dalam tulisanmu bahwa aku tidak mengerti, bahwa aku tidak tau pada perasaan itu. Kau salah, sayang. Aku mengetahui semuanya dan entah mengapa aku selalu saja bersikap seolah tidak tau dan tak mengerti. Aku sungguh mengerti perhatianmu, aku menyadari saat kau mengemis perhatianku, aku tau saat kau menahan rasa cemburumu, aku juga mengetahui detak jantungmu saat aku memelukmu.
Kamu berpikir hanya kamu yang terlalu memujaku dan kau salah lagi. Bukannya aku tidak ingin melakukan hal yang sama sepertimu, aku hanya takut untuk memperlakukanmu lebih dari seorang sahabat. Aku sungguh takut kehilanganmu. Dan sangat tidak mudah untukku disaat aku harus menahan cemburu ketika melihatmu dirangkul teman-teman. Aku sungguh benci saat kau dikelilingi oleh pria lain selain aku. Aku mungkin terlalu egois, tapi sungguh sangat sulit untuk tampak biasa-biasa saja. Kamu menceritakan bagaimana perasaanmu saat aku memelukmu, menggenggam tanganmu, dan merangkulmu. Aku pun merasakan hal yang sama. Kamu beranggapan bahwa sikap itu lagi-lagi kau salah artikan. Entah bagaimana caranya untuk mengisyaratkan semua ini, entah bagaimana caranya untuk membuatmu yakin bahwa perasaanmu tidak salah. Karena aku ingin sikapku dapat meyakinkanmu tanpa harus dijelaskan secara langsung.
Aku tau kau sedang berusaha menahan tangismu saat kekasihmu meninggalkanmu begitu saja. Aku sungguh terluka melihatmu seperti itu. Aku berniat menghiburmu tetapi tidak sengaja terlontar kata-kata kasarku dan kau langsung menangis. Hatiku terasa lebih perih karena aku sungguh tidak bermaksud. Aku masih belum bisa mengontrol emosiku. Aku ingin meminta maaf tapi aku tidak sanggup melihat matamu. Lelaki mana yang sanggup melihat air mata seseorang yang dia cintai? Aku sungguh ingin menculikmu agar tidak ada yang menggangguku. Aku akan membawamu jauh dari sini dan bisa dengan bebas memelukmu dan mengatakan hal yang sejujurnya tanpa harus diisyaratkan lagi. Dan aku ingin menidurkanmu dipangkuanku agar aku bisa melihat wajahmu sepuasnya. Dan mengatakan semua yang ingin kau ketahui sejak lama.
Kau mungkin menyadari pelukan yang sejujurnya adalah bentuk rasa sayangku terhadapmu. Kamu mungkin merasakan napasku yang mulai memberat saat aku merenggangkan tanganku untuk melepasmu dari pelukanku. Ada banyak ungkapan yang seharusnya kukatakan padamu yang hanya dapat tersampaikan dalam pelukan yang hanya sekejap saja. Kamu mungkin saja berpikir bahwa pelukan ini hanya sebatas bercandaanku saja, kau tak tau bahwa hanya dengan pelukan itu aku bisa meyakinkanmu bahwa cintamu untukku tidak pernah salah. Kumohon percayalah padaku. Percayalah pada hatimu yang takkan mungkin pernah salah.
Kau ingat saat kita menonton film dirumahku? Kau bersandar dibahuku dan aku mencium kepalamu. Kau melihatku sambil tertawa dan aku hanya mengatakan bahwa itu tidak disengaja. Aku yakin kau percaya bahwa itu hanya ketidaksengajaan, dan sejak saat itu hingga kini kamu masih saja mempertanyakan cintaku. Seharusnya kau mengerti semua bahasa tubuhku, kau tau bahwa aku adalah orang yang sulit untuk mengungkapkan perasaanku. Ada banyak hal yang kulakukan yang selalu kau pertanyakan kebenarannya. Hanya begitu caraku untuk meyakinkanmu, lalu aku harus bagaimana untuk membuatmu tidak menyalahkan dirimu lagi? Aku lelah mencintaimu diam-diam seperti ini dan kuyakin kau pun sama lelahnya denganku. Hanya saja, aku mengetahui perasaanmu sedangkan kamu masih terus mempertanyakan kebenaran tentang perasaanku terhadapmu.
Aku tau kau sudah berusaha sangat keras untukku, dan bahkan perjuanganku pun sama kerasnya sepertimu. Aku menyadari seberapa kerasnya usahamu untukku, tapi apa kau pernah mengetahui berapa banyak usahaku? Berapa banyak aku menyakiti diriku sendiri hanya untuk membuatmu bahagia? Kamu tidak pernah memikirkan itu karena kamu memang tidak pernah tau mengenai perasaanku.
Dan aku mencintaimu begitu saja. Aku mencintai semua tentangmu, mencintai tubuh kecilmu, mencintai rambut indahmu, mencintai harum tubuhmu, mencintai sifat hangatmu, mencintai caramu memperhatikanku, caramu mengkhawatirkanku, mencintai tawa kerasmu, mencintai lekuk senyummu, mencintai caramu mengemis perhatianku, mencintai bibirmu saat kau diam, dan semua yang kau lakukan untukku, dan teman-teman yang lain.
Aku adalah pria yang sesungguhnya sangat mencintaimu, aku adalah pria bodoh karena selalu berpura-pura didepanmu, aku adalah pria yang sangat menyesal setelah membentakmu, aku adalah pria yang selalu berkhayal tentangmu sebelum aku tidur, aku adalah pria yang selalu menyakitimu. Dan kamu adalah wanita yang bisa merubahku, wanita yang selalu terlihat ceria, wanita kecil yang selalu menyambutku dengan hangat, wanita yang mampu membungkamku hanya dengan senyum, wanita yang selalu berusaha untukku, wanita yang mampu membuatku mencintai dengan hanya dengan hal-hal kecil yang kau miliki, wanita yang selalu bisa membuatku jatuh hati dengan kesederhanaanmu. Suatu saat aku akan benar-benar mengungkapkan semua ini padamu. Kamu akan terus menunggu waktu itu, kan, kecil?
Aku memang tidak sehebat kamu dalam merangkai kata-kata. Aku hanya seorang pria yang kau tau sangat jutek, dingin, dan pemarah. Tapi sejujurnya sikap ini menyudutkanku. Membaca tulisanmu, sungguh, membuatku merasa bersalah. Sesungguhnya aku sangat ingin membenarkan semuanya didepanmu langsung, tapi salah aku yang terlalu gengsi sejak dulu. Kau katakan dalam tulisanmu bahwa aku tidak mengerti, bahwa aku tidak tau pada perasaan itu. Kau salah, sayang. Aku mengetahui semuanya dan entah mengapa aku selalu saja bersikap seolah tidak tau dan tak mengerti. Aku sungguh mengerti perhatianmu, aku menyadari saat kau mengemis perhatianku, aku tau saat kau menahan rasa cemburumu, aku juga mengetahui detak jantungmu saat aku memelukmu.
Kamu berpikir hanya kamu yang terlalu memujaku dan kau salah lagi. Bukannya aku tidak ingin melakukan hal yang sama sepertimu, aku hanya takut untuk memperlakukanmu lebih dari seorang sahabat. Aku sungguh takut kehilanganmu. Dan sangat tidak mudah untukku disaat aku harus menahan cemburu ketika melihatmu dirangkul teman-teman. Aku sungguh benci saat kau dikelilingi oleh pria lain selain aku. Aku mungkin terlalu egois, tapi sungguh sangat sulit untuk tampak biasa-biasa saja. Kamu menceritakan bagaimana perasaanmu saat aku memelukmu, menggenggam tanganmu, dan merangkulmu. Aku pun merasakan hal yang sama. Kamu beranggapan bahwa sikap itu lagi-lagi kau salah artikan. Entah bagaimana caranya untuk mengisyaratkan semua ini, entah bagaimana caranya untuk membuatmu yakin bahwa perasaanmu tidak salah. Karena aku ingin sikapku dapat meyakinkanmu tanpa harus dijelaskan secara langsung.
Aku tau kau sedang berusaha menahan tangismu saat kekasihmu meninggalkanmu begitu saja. Aku sungguh terluka melihatmu seperti itu. Aku berniat menghiburmu tetapi tidak sengaja terlontar kata-kata kasarku dan kau langsung menangis. Hatiku terasa lebih perih karena aku sungguh tidak bermaksud. Aku masih belum bisa mengontrol emosiku. Aku ingin meminta maaf tapi aku tidak sanggup melihat matamu. Lelaki mana yang sanggup melihat air mata seseorang yang dia cintai? Aku sungguh ingin menculikmu agar tidak ada yang menggangguku. Aku akan membawamu jauh dari sini dan bisa dengan bebas memelukmu dan mengatakan hal yang sejujurnya tanpa harus diisyaratkan lagi. Dan aku ingin menidurkanmu dipangkuanku agar aku bisa melihat wajahmu sepuasnya. Dan mengatakan semua yang ingin kau ketahui sejak lama.
Kau mungkin menyadari pelukan yang sejujurnya adalah bentuk rasa sayangku terhadapmu. Kamu mungkin merasakan napasku yang mulai memberat saat aku merenggangkan tanganku untuk melepasmu dari pelukanku. Ada banyak ungkapan yang seharusnya kukatakan padamu yang hanya dapat tersampaikan dalam pelukan yang hanya sekejap saja. Kamu mungkin saja berpikir bahwa pelukan ini hanya sebatas bercandaanku saja, kau tak tau bahwa hanya dengan pelukan itu aku bisa meyakinkanmu bahwa cintamu untukku tidak pernah salah. Kumohon percayalah padaku. Percayalah pada hatimu yang takkan mungkin pernah salah.
Kau ingat saat kita menonton film dirumahku? Kau bersandar dibahuku dan aku mencium kepalamu. Kau melihatku sambil tertawa dan aku hanya mengatakan bahwa itu tidak disengaja. Aku yakin kau percaya bahwa itu hanya ketidaksengajaan, dan sejak saat itu hingga kini kamu masih saja mempertanyakan cintaku. Seharusnya kau mengerti semua bahasa tubuhku, kau tau bahwa aku adalah orang yang sulit untuk mengungkapkan perasaanku. Ada banyak hal yang kulakukan yang selalu kau pertanyakan kebenarannya. Hanya begitu caraku untuk meyakinkanmu, lalu aku harus bagaimana untuk membuatmu tidak menyalahkan dirimu lagi? Aku lelah mencintaimu diam-diam seperti ini dan kuyakin kau pun sama lelahnya denganku. Hanya saja, aku mengetahui perasaanmu sedangkan kamu masih terus mempertanyakan kebenaran tentang perasaanku terhadapmu.
Aku tau kau sudah berusaha sangat keras untukku, dan bahkan perjuanganku pun sama kerasnya sepertimu. Aku menyadari seberapa kerasnya usahamu untukku, tapi apa kau pernah mengetahui berapa banyak usahaku? Berapa banyak aku menyakiti diriku sendiri hanya untuk membuatmu bahagia? Kamu tidak pernah memikirkan itu karena kamu memang tidak pernah tau mengenai perasaanku.
Dan aku mencintaimu begitu saja. Aku mencintai semua tentangmu, mencintai tubuh kecilmu, mencintai rambut indahmu, mencintai harum tubuhmu, mencintai sifat hangatmu, mencintai caramu memperhatikanku, caramu mengkhawatirkanku, mencintai tawa kerasmu, mencintai lekuk senyummu, mencintai caramu mengemis perhatianku, mencintai bibirmu saat kau diam, dan semua yang kau lakukan untukku, dan teman-teman yang lain.
Aku adalah pria yang sesungguhnya sangat mencintaimu, aku adalah pria bodoh karena selalu berpura-pura didepanmu, aku adalah pria yang sangat menyesal setelah membentakmu, aku adalah pria yang selalu berkhayal tentangmu sebelum aku tidur, aku adalah pria yang selalu menyakitimu. Dan kamu adalah wanita yang bisa merubahku, wanita yang selalu terlihat ceria, wanita kecil yang selalu menyambutku dengan hangat, wanita yang mampu membungkamku hanya dengan senyum, wanita yang selalu berusaha untukku, wanita yang mampu membuatku mencintai dengan hanya dengan hal-hal kecil yang kau miliki, wanita yang selalu bisa membuatku jatuh hati dengan kesederhanaanmu. Suatu saat aku akan benar-benar mengungkapkan semua ini padamu. Kamu akan terus menunggu waktu itu, kan, kecil?
From Mr. K