Seminggu yang lalu. Ya, otakku masih berpikir kehari itu. Dimana dihari itu banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi padaku. Salah satunya adalah kedekatan kita yang sama sekali tidak kusangka akan terjadi. Entah berapa kali kau menggenggam tanganku saat itu, entah berapa kali kupergoki matamu yang sedang menatapku, entah berapa kali kau merangkulku, entah berapa kali kau memeluk tubuhku.
Aku sungguh menginginkan hal seperti itu terus terjadi setiap kita bertemu. Aku ingin melihat matamu lebih dalam lagi. Aku ingin meyakinkan hatiku bahwa aku tidak salah mencintaimu. Aku ingin tau kebenaran dalam setiap tingkah lakumu. Aku ingin membuktikan bahwa cinta ini bukan hanya aku yang merasakannya. Aku tidak mengharapkan hal itu terucap dari bibirmu. Aku hanya menginginkan sedikit bukti lagi agar aku yakin. Agar aku mengerti setiap kecemburuanmu. Agar aku mengerti pada sikap perdulimu yang selalu kau sembunyikan.
Aku tidak tau berapa lama kau memelukku saat itu. Tapi aku sungguh merasakan jantung kita berdua berdegub sangat kencang. Mungkin kita berdua merasakan hal yang sama. Hanya saja posisi kita tidak mengizinkan kita untuk mengungkapkannya. Aku juga tidak mengerti mengapa waktu itu kau menggenggam tanganku sangat erat. Aku belum yakin dengan perasaanmu, tapi kurasa instingku cukup kuat untuk merasakannya. Aku sungguh nyaman dengan posisi kita saat ini. Aku masih terus ingin seperti ini. Aku sudah bahagia meskipun tanpa tau benar tentang perasaanmu. Kurasa ini cukup menyenangkan untuk dikenang setiap saat.
Andai saja waktu itu kau memelukku tanpa rasa canggung. Andai saja waktu itu teman-teman kita tidak mengganggu. Andai saja Tuhan mengizinkan kita kenal sebagai pasangan. Dan andai-andai lain yang terlalu banyak untuk diucapkan. Sungguh aku bahagia bisa merasakan pelukanmu. Aku masih ingat aroma tubuhmu itu. Sungguh aku ingin kau kembali memelukku, menghirup aroma tubuhmu hingga aku puas, bahkan merasakan setiap helaan napasmu.
Kau mungkin tidak tau bahwa namamu selalu menjadi penghuni buku harianku sejak setahun lalu. Catatan pertamaku tentangmu dibuku itu tertulis pada awal bulan ini. Bulan Oktober. Dimana sebentar lagi kamu akan berulang tahun. Berarti sudah setahun aku memendam perasaan ini padamu dan tidak berkurang sedikit pun. Perasaan ini masih sama seperti ketika aku pertama kali bercerita tentangmu dibuku itu. Dan kau belum tau tentang perasaan ini. Aku selalu tampak biasa saja didepanmu, meskipun sesungguhnya perasaan ini sangat sulit untuk dipendam. Tapi aku tetap bertahan. Aku takut saat kamu tau nanti, kamu akan menjauh.
Mungkin aku akan terus memendam ini jauh didalam hatiku. Tidak ada yang boleh tau mengenai aku dan perasaanku. Tidak. Tidak masalah jika dimata semua orang kita adalah seorang sahabat. Kedekatan ini mungkin lebih cocok untuk kita berdua. Kedekatan kita ini akan berakhir baik suatu saat. Pasti. Dan aku akan memendamnya selama mungkin. Dan jika setelah ini kita akan bertemu kembali, mungkin perasaan ini masih sama untukmu.
Aku sungguh menginginkan hal seperti itu terus terjadi setiap kita bertemu. Aku ingin melihat matamu lebih dalam lagi. Aku ingin meyakinkan hatiku bahwa aku tidak salah mencintaimu. Aku ingin tau kebenaran dalam setiap tingkah lakumu. Aku ingin membuktikan bahwa cinta ini bukan hanya aku yang merasakannya. Aku tidak mengharapkan hal itu terucap dari bibirmu. Aku hanya menginginkan sedikit bukti lagi agar aku yakin. Agar aku mengerti setiap kecemburuanmu. Agar aku mengerti pada sikap perdulimu yang selalu kau sembunyikan.
Aku tidak tau berapa lama kau memelukku saat itu. Tapi aku sungguh merasakan jantung kita berdua berdegub sangat kencang. Mungkin kita berdua merasakan hal yang sama. Hanya saja posisi kita tidak mengizinkan kita untuk mengungkapkannya. Aku juga tidak mengerti mengapa waktu itu kau menggenggam tanganku sangat erat. Aku belum yakin dengan perasaanmu, tapi kurasa instingku cukup kuat untuk merasakannya. Aku sungguh nyaman dengan posisi kita saat ini. Aku masih terus ingin seperti ini. Aku sudah bahagia meskipun tanpa tau benar tentang perasaanmu. Kurasa ini cukup menyenangkan untuk dikenang setiap saat.
Andai saja waktu itu kau memelukku tanpa rasa canggung. Andai saja waktu itu teman-teman kita tidak mengganggu. Andai saja Tuhan mengizinkan kita kenal sebagai pasangan. Dan andai-andai lain yang terlalu banyak untuk diucapkan. Sungguh aku bahagia bisa merasakan pelukanmu. Aku masih ingat aroma tubuhmu itu. Sungguh aku ingin kau kembali memelukku, menghirup aroma tubuhmu hingga aku puas, bahkan merasakan setiap helaan napasmu.
Kau mungkin tidak tau bahwa namamu selalu menjadi penghuni buku harianku sejak setahun lalu. Catatan pertamaku tentangmu dibuku itu tertulis pada awal bulan ini. Bulan Oktober. Dimana sebentar lagi kamu akan berulang tahun. Berarti sudah setahun aku memendam perasaan ini padamu dan tidak berkurang sedikit pun. Perasaan ini masih sama seperti ketika aku pertama kali bercerita tentangmu dibuku itu. Dan kau belum tau tentang perasaan ini. Aku selalu tampak biasa saja didepanmu, meskipun sesungguhnya perasaan ini sangat sulit untuk dipendam. Tapi aku tetap bertahan. Aku takut saat kamu tau nanti, kamu akan menjauh.
Mungkin aku akan terus memendam ini jauh didalam hatiku. Tidak ada yang boleh tau mengenai aku dan perasaanku. Tidak. Tidak masalah jika dimata semua orang kita adalah seorang sahabat. Kedekatan ini mungkin lebih cocok untuk kita berdua. Kedekatan kita ini akan berakhir baik suatu saat. Pasti. Dan aku akan memendamnya selama mungkin. Dan jika setelah ini kita akan bertemu kembali, mungkin perasaan ini masih sama untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar