Kamis, 28 April 2016

Yang Belum Sepenuhnya Terucap

Malam ini, aku dengan sengaja mendengarkan lagu-lagu dari penyanyi favoritmu: Bruno Mars. Dan memutar videonya berkali-kali. Ada banyak lagu yang mewakili perasaanku, mewakili apa yang tak terucapkan. Aku hanya bisa memikirkan apa yang kau lakukan tanpaku. Kau selalu bilang bahwa kau selalu kesepian tanpaku, tapi sepertinya tidak karena telepon genggamku sama sekali tidak ada tanda panggilan darimu.
Ada banyak pertanyaan untukmu yang entah mengapa tak pernah sanggup untuk kukatakan. Aku harus mengatakannya, tapi tak pernah tahu harus memulainya dari mana. Selalu saja, saat aku akan mengatakannya, kau selalu berhasil membuatku tertawa semarah apapun aku padamu. Mungkin karena pada dasarnya kamu berperawakan lucu. Apapun yang kau lalukan selalu saja terlihat lucu. Leluconmu tetap bisa membuatku tertawa, dan karena itu juga aku selalu sabar saat kau pergi kesana-kemari tanpa peduli pada perasaanku. Kamu selalu datang bersama tawamu, dan pergi bersama dukaku. Selalu begitu. Aku tetap sabar ketika kamu berada diatas panggung dan tak bisa membalas sms-ku. Aku harus sabar ketika kau turun panggung dan dikerubungi oleh penggemarmu. Aku sabar pada semua itu, dan aku mengerti.
Tapi kau tak pernah tahu bagaimana perasaanku ketika kau dipanggil teman-teman perempuanmu yang tak tahu diri itu? Mereka memintamu untuk duduk disamping mereka dan memancing leluconmu. Mereka tahu siapa aku, tapi mereka membiarkanku duduk sendirian dan mereka dengan puasnya tertawa terbahak-bahak. Tidak pernahkah kamu tahu bahwa aku sangat membutuhkanmu dimasa-masa terberatku. Tapi hari ini kamu berada dimana ketika aku membutuhkanmu? Bahkan kamu bersikap seolah kita tidak memiliki hubungan apapun lagi. Salah jika aku bertanya apa penyebab dari sikap dinginmu ini? Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi. Apa yang salah dariku? Aku merasa aneh karena tadi malam kita masih tertawa bersama. 
Apa kau akan pergi lagi? Lalu untuk yang kesekian kali kau kembali datang dihidupku yang mulai terbiasa tanpa dirimu. Aku takut jika kau pergi dan ternyata kau tak kembali lagi disisiku. Aku tidak bisa membayangkan setiap hari yang kulewati tanpa leluconmu, tanpa caramu membujukku, tanpa kau menghiburku, tanpa hadirmu disisiku. Aku harap kau takkan pernah pergi lagi. Aku harus terus bersabar setiap melihatmu dikerubungi penggemar-penggemarmu. Aku hanya harus mendoakan yang terbaik untukmu. Untuk perjalananmu menjadi komika yang disukai banyak orang. Tidak apa-apa jika kamu lebih sering menghabiskan waktu dikomunitas Stand Up Comedy-mu. Semoga kamu selalu mengingatku. Aku percaya bahwa kamu tidak akan pergi meninggalkanku lagi. Semoga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar