Minggu, 30 Oktober 2016

Kamu Tidak Pernah Salah

Aku tidak tau harus bagaimana memulainya. Aku merasa harus menulis ini setelah membaca tulisan-tulisan di blog-mu. Awalnya aku ragu membacanya karena kupikir tulisan itu bukan untukku. Aku merasa yakin saat membaca tulisanmu yang terakhir dan dipos tepat dihari ulang tahunku. Maafkan aku yang telah membacanya tetapi tetap saja berpura-pura.

Aku memang tidak sehebat kamu dalam merangkai kata-kata. Aku hanya seorang pria yang kau tau sangat jutek, dingin, dan pemarah. Tapi sejujurnya sikap ini menyudutkanku. Membaca tulisanmu, sungguh, membuatku merasa bersalah. Sesungguhnya aku sangat ingin membenarkan semuanya didepanmu langsung, tapi salah aku yang terlalu gengsi sejak dulu. Kau katakan dalam tulisanmu bahwa aku tidak mengerti, bahwa aku tidak tau pada perasaan itu. Kau salah, sayang. Aku mengetahui semuanya dan entah mengapa aku selalu saja bersikap seolah tidak tau dan tak mengerti. Aku sungguh mengerti perhatianmu, aku menyadari saat kau mengemis perhatianku, aku tau saat kau menahan rasa cemburumu, aku juga mengetahui detak jantungmu saat aku memelukmu.

Kamu berpikir hanya kamu yang terlalu memujaku dan kau salah lagi. Bukannya aku tidak  ingin melakukan hal yang sama sepertimu, aku hanya takut untuk memperlakukanmu lebih dari seorang sahabat. Aku sungguh takut kehilanganmu. Dan sangat tidak mudah untukku disaat aku harus menahan cemburu ketika melihatmu dirangkul teman-teman. Aku sungguh benci saat kau dikelilingi oleh pria lain selain aku. Aku mungkin terlalu egois, tapi sungguh sangat sulit untuk tampak biasa-biasa saja. Kamu menceritakan bagaimana perasaanmu saat aku memelukmu, menggenggam tanganmu, dan merangkulmu. Aku pun merasakan hal yang sama. Kamu beranggapan bahwa sikap itu lagi-lagi kau salah artikan. Entah bagaimana caranya untuk mengisyaratkan semua ini, entah bagaimana caranya untuk membuatmu yakin bahwa perasaanmu tidak salah. Karena aku ingin sikapku dapat meyakinkanmu tanpa harus dijelaskan secara langsung.

Aku tau kau sedang berusaha menahan tangismu saat kekasihmu meninggalkanmu begitu saja. Aku sungguh terluka melihatmu seperti itu. Aku berniat menghiburmu tetapi tidak sengaja terlontar kata-kata kasarku dan kau langsung menangis. Hatiku terasa lebih perih karena aku sungguh tidak bermaksud. Aku masih belum bisa mengontrol emosiku. Aku ingin meminta maaf tapi aku tidak sanggup melihat matamu. Lelaki mana yang sanggup melihat air mata seseorang yang dia cintai? Aku sungguh ingin menculikmu agar tidak ada yang menggangguku. Aku akan membawamu jauh dari sini dan bisa dengan bebas memelukmu dan mengatakan hal yang sejujurnya tanpa harus diisyaratkan lagi. Dan aku ingin menidurkanmu dipangkuanku agar aku bisa melihat wajahmu sepuasnya. Dan mengatakan semua yang ingin kau ketahui sejak lama.

Kau mungkin menyadari pelukan yang sejujurnya adalah bentuk rasa sayangku terhadapmu. Kamu mungkin merasakan napasku yang mulai memberat saat aku merenggangkan tanganku untuk melepasmu dari pelukanku. Ada banyak ungkapan yang seharusnya kukatakan padamu yang hanya dapat tersampaikan dalam pelukan yang hanya sekejap saja. Kamu mungkin saja berpikir bahwa pelukan ini hanya sebatas bercandaanku saja, kau tak tau bahwa hanya dengan pelukan itu aku bisa meyakinkanmu bahwa cintamu untukku tidak pernah salah. Kumohon percayalah padaku. Percayalah pada hatimu yang takkan mungkin pernah salah.

Kau ingat saat kita menonton film dirumahku? Kau bersandar dibahuku dan aku mencium kepalamu. Kau melihatku sambil tertawa dan aku hanya mengatakan bahwa itu tidak disengaja. Aku yakin kau percaya bahwa itu hanya ketidaksengajaan, dan sejak saat itu hingga kini kamu masih saja mempertanyakan cintaku. Seharusnya kau mengerti semua bahasa tubuhku, kau tau bahwa aku adalah orang yang sulit untuk mengungkapkan perasaanku. Ada banyak hal yang kulakukan yang selalu kau pertanyakan kebenarannya. Hanya begitu caraku untuk meyakinkanmu, lalu aku harus bagaimana untuk membuatmu tidak menyalahkan dirimu lagi? Aku lelah mencintaimu diam-diam seperti ini dan kuyakin kau pun sama lelahnya denganku. Hanya saja, aku mengetahui perasaanmu sedangkan kamu masih terus mempertanyakan kebenaran tentang perasaanku terhadapmu.

Aku tau kau sudah berusaha sangat keras untukku, dan bahkan perjuanganku pun sama kerasnya sepertimu. Aku menyadari seberapa kerasnya usahamu untukku, tapi apa kau pernah mengetahui berapa banyak usahaku? Berapa banyak aku menyakiti diriku sendiri hanya untuk membuatmu bahagia? Kamu tidak pernah memikirkan itu karena kamu memang tidak pernah tau mengenai perasaanku.
Dan aku mencintaimu begitu saja. Aku mencintai semua tentangmu, mencintai tubuh kecilmu, mencintai rambut indahmu, mencintai harum tubuhmu, mencintai sifat hangatmu, mencintai caramu memperhatikanku, caramu mengkhawatirkanku, mencintai tawa kerasmu, mencintai lekuk senyummu, mencintai caramu mengemis perhatianku, mencintai bibirmu saat kau diam, dan semua yang kau lakukan untukku, dan teman-teman yang lain.
Aku adalah pria yang sesungguhnya sangat mencintaimu, aku adalah pria bodoh karena selalu berpura-pura didepanmu, aku adalah pria yang sangat menyesal setelah membentakmu, aku adalah pria yang selalu berkhayal tentangmu sebelum aku tidur, aku adalah pria yang selalu menyakitimu. Dan kamu adalah wanita yang bisa merubahku, wanita yang selalu terlihat ceria, wanita kecil yang selalu menyambutku dengan hangat, wanita yang mampu membungkamku hanya dengan senyum, wanita yang selalu berusaha untukku, wanita yang mampu membuatku mencintai dengan hanya dengan hal-hal kecil yang kau miliki, wanita yang selalu bisa membuatku jatuh hati dengan kesederhanaanmu. Suatu saat aku akan benar-benar mengungkapkan semua ini padamu. Kamu akan terus menunggu waktu itu, kan, kecil?

               From Mr. K

Senin, 10 Oktober 2016

Happy Birthday, Kamu.

SELAMAT ULANG TAHUN, MR.K!

Maaf kalau aku tidak mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" secara langsung untukmu. Aku hanya tidak ingin terlihat antusias, karena aku takut jika orang-orang tau aku mencintaimu. Dan maaf aku hanya bisa menulisnya disini karena tidak ingin mengganggumu. Hanya disini tempatku bisa bercerita sepuasnya, hanya disini aku bisa mengatakan cinta berulang kali tanpa pernah kau tau. Ya, hanya disini tempatku. Bukan dihidupmu.

Aku tidak berharap kamu mengingatku sebagai orang yang spesial dihidupmu. Karena aku tau aku tidak se-spesial itu untukmu. Aku tidak memintamu menganggapku sebagai sahabatmu. Karena aku tau kau hanya mengingatku ketika tidak ada orang lain yang membantumu. Aku tidak pernah mengharapkan posisi apapun untuk kau berikan padaku. Kurasa cukup untuk selalu bisa berdekatan denganmu, dan selalu ada saat kau butuh. Aku rela saat kau hanya datang ketika kau membutuhkanku. Aku tidak pernah mempermasalahkan ketika kau membentakku saat aku berusaha menenangkanmu. Aku selalu siap untuk merasakan kecemburuan saat kau menceritakan tentang orang yang kau suka padaku. Aku tidak pernah mempermasalahkan apapun yang selalu membuatku menangisimu.

Kamu mungkin tidak pernah tau bagaimana perasaanku saat kamu memelukku. Kamu mungkin juga tidak pernah tau apa usahaku untuk tetap membela dan memihakmu meskipun aku harus meninggalkan duniaku. Kamu mungkin tidak pernah mengetahui segalanya yang kulakukan yang kuharap bisa membuatmu bahagia. Aku tidak pernah tau apakah takdir akan berpihak padaku atau tidak. Dan aku hanya bisa melakukan yang terbaik untukmu. Kau tidak pernah berhenti membuatku berharap bahwa cinta yang kali ini tidak akan lagi bernasip sama dengan yang lainnya.

Aku akan selalu menunggu waktu saat kau datang padaku. Mengatakan bahwa kau sesungguhnya juga mencintaiku. Aku sungguh-sungguh berharap banyak padamu. Berharap bahwa cinta yang selama ini kupendam ternyata tidak sia-sia. Aku benar-benar mengharapkan suatu hari akan memperoleh hasil yang indah bersamamu. Bersamamu, semua sakitku pulih. Bersamamu, semua kepedihan ini pergi. Dan selamanya tidak akan ada yang mampu menyerupaimu hingga membuatku menjatuhkan hatiku terlalu dalam.

Semoga semua inginmu terwujud. Semoga kamu menjadi lebih dewasa dan menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kau bisa belajar untuk meredam emosimu yang mudah sekali tersulut itu. Semoga hangat tubuhmu masih kurasakan. Sungguh, aku sangat mencintai helaan napasmu yang memburu setiap kali kau memelukku. Semoga kamu tidak akan pernah berubah lagi. Semoga kamu tidak menghilang-hilang lagi. Semoga kau mengerti kecemburuanku yang sangat tidak wajar ini. Aku tidak berharap banyak, hanya semoga kau pun merasakan perasaan yang sama denganku. Meskipun kita mungkin tidak akan pernah saling memiliki. Menjadi satu-satunya wanita yang dekat denganmu sudah cukup bagiku. Meskipun kenyataannya, sebagai wanita, aku pun berharap lebih.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Masih Untukmu...

Seminggu yang lalu. Ya, otakku masih berpikir kehari itu. Dimana dihari itu banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi padaku. Salah satunya adalah kedekatan kita yang sama sekali tidak kusangka akan terjadi. Entah berapa kali kau menggenggam tanganku saat itu, entah berapa kali kupergoki matamu yang sedang menatapku, entah berapa kali kau merangkulku, entah berapa kali kau memeluk tubuhku.

Aku sungguh menginginkan hal seperti itu terus terjadi setiap kita bertemu. Aku ingin melihat matamu lebih dalam lagi. Aku ingin meyakinkan hatiku bahwa aku tidak salah mencintaimu. Aku ingin tau kebenaran dalam setiap tingkah lakumu. Aku ingin membuktikan bahwa cinta ini bukan hanya aku yang merasakannya. Aku tidak mengharapkan hal itu terucap dari bibirmu. Aku hanya menginginkan sedikit bukti lagi agar aku yakin. Agar aku mengerti setiap kecemburuanmu. Agar aku mengerti pada sikap perdulimu yang selalu kau sembunyikan.

Aku tidak tau berapa lama kau memelukku saat itu. Tapi aku sungguh merasakan jantung kita berdua berdegub sangat kencang. Mungkin kita berdua merasakan hal yang sama. Hanya saja posisi kita tidak mengizinkan kita untuk mengungkapkannya. Aku juga tidak mengerti mengapa waktu itu kau menggenggam tanganku sangat erat. Aku belum yakin dengan perasaanmu, tapi kurasa instingku cukup kuat untuk merasakannya. Aku sungguh nyaman dengan posisi kita saat ini. Aku masih terus ingin seperti ini. Aku sudah bahagia meskipun tanpa tau benar tentang perasaanmu. Kurasa ini cukup menyenangkan untuk dikenang setiap saat.

Andai saja waktu itu kau memelukku tanpa rasa canggung. Andai saja waktu itu teman-teman kita tidak mengganggu. Andai saja Tuhan mengizinkan kita kenal sebagai pasangan. Dan andai-andai lain yang terlalu banyak untuk diucapkan. Sungguh aku bahagia bisa merasakan pelukanmu. Aku masih ingat aroma tubuhmu itu. Sungguh aku ingin kau kembali memelukku, menghirup aroma tubuhmu hingga aku puas, bahkan merasakan setiap helaan napasmu.

Kau mungkin tidak tau bahwa namamu selalu menjadi penghuni buku harianku sejak setahun lalu. Catatan pertamaku tentangmu dibuku itu tertulis pada awal bulan ini. Bulan Oktober. Dimana sebentar lagi kamu akan berulang tahun. Berarti sudah setahun aku memendam perasaan ini padamu dan tidak berkurang sedikit pun. Perasaan ini masih sama seperti ketika aku pertama kali bercerita tentangmu dibuku itu. Dan kau belum tau tentang perasaan ini. Aku selalu tampak biasa saja didepanmu, meskipun sesungguhnya perasaan ini sangat sulit untuk dipendam. Tapi aku tetap bertahan. Aku takut saat kamu tau nanti, kamu akan menjauh.

Mungkin aku akan terus memendam ini jauh didalam hatiku. Tidak ada yang boleh tau mengenai aku dan perasaanku. Tidak. Tidak masalah jika dimata semua orang kita adalah seorang sahabat. Kedekatan ini mungkin lebih cocok untuk kita berdua. Kedekatan kita ini akan berakhir baik suatu saat. Pasti. Dan aku akan memendamnya selama mungkin. Dan jika setelah ini kita akan bertemu kembali, mungkin perasaan ini masih sama untukmu.